Bissmillah semoga postingan saya bermanfaat masalah laga
kemarin berdasarkan pengamatan saya walau saya tidak bisa nonton live karena
masih di sibukkan kuliah di malang. ini menurut cerita teman teman saya dan
membaca dari beberapa media media elektronik dan saya ambil kesimpulan
Permasalahan :
1. Keputusan kontroversial sang pengadil di lapangan
2. Arogansi pihak kepolisian
3. Mafia bola tampaknya sudah mengatur pertandingan ini
4. Suporter Terpancing Emosi
5. Kurangnya koordinasi antara KAPOLRES dan juga polisi yang
jaga waktu pertandingan
6. Track Record Wasit yang buruk
Rumusan masalah
1. Keputusan kontroversial sang pengadil di lapangan
Pada menit ke-24, gawang MPFC kebobolan gol Tommy Oropka.
Kiper MPFC Agung Hari Mukti sengaja tak bereaksi sedikitpun menangkap bola
lantaran mengira terjadi offside bersamaan ada pemain lawan berteriak lepas.
Gol kedua Perseman yang dicetak Marthen Ayomi menit 64 juga direaksi Agung
dengan sikap terdiam.
Pemain MPFC sempat melancarkan protes ke wasit Subiantoro
berikut asisten wasit lantaran mengesahkan gol kontroversial itu. ‘’Siapa tidak
geleng-geleng, gol kedua itu sangat jelas offside. Bukannya kami ingin
mencari-cari kesalahan,’’ ujar coach MPFC Wahyudi kepada Jawa Pos Radar
Madiun. http://www.radarmadiun.info/blog/2014/06/gol-kontroversial/
menurut teman teman dua gol pertandingan tersebut jelas
jelas offside dan juga sudah di jelaskan pelatih MPFC itu sendiri jelas
menyatakan offside ‘’Siapa tidak geleng-geleng, gol kedua itu sangat jelas
offside. Bukannya kami ingin mencari-cari kesalahan,’’ ujar coach MPFC
Wahyudi kepada Jawa Pos Radar
2. Arogansi pihak kepolisian
.Insiden seru justru terjadi usai pertandingan. Polisi
tiba-tiba menyemprotkan water cannon ke arah The Mad Mania. Padahal,
tak sedikit The Mad anak-anak dan perempuan di tribun sektor biru. Ketika itu
Agus Riawan dkk baru saja balik menyapa The Mad. Suporter yang sedang antre
menuju pintu keluar langsung terdesak kena sasaran water cannon.
Sikap overacting juga ditunjukkan oknum polisi kepada dua
fotografer. Fotografer Jawa Pos Radar Madiun WS Hendro dan Fikri Yusuf (LKBN
Antara) diteriaki keras-keras agar tidak mengambil gambar. ‘’Saya dilarang
motret dengan sikap intimidasi,’’ kata Hendro.
Ketua The Mad Mania Bayu Erix Yubastian menyesalkan tindakan
represif aparat keamanan. Dia mendapat laporan, tiga orang The Mad Mania
langsung pingsan dan menderika luka. Dua korban sudah diketahui identitasnya,
yakni Lilik, warga Jalan Ciliwung (luka di pelipis) dan Hepi Dwi Saputra yang
menderita retak di tangan. ‘’Seorang korban lagi masih anak-anak, kami masih
mencari informasi di mana dia dirawat,’’ ujarnya.
Erix menyampaikan The Mad selama ini sudah bersikap sopan
dan tidak anarkistis. Mereka juga menunjukkan kreativitas koreo dengan tulisan
Win. Selama laga home MPFC juga tidak pernah terjadi gesekan dengan aparat
keamanan. ‘’Katanya aparat keamanan itu sahabat suporter, tapi seperti ini
kondisinya ada teman kami yang dilempari,’’ kesalnya http://www.radarmadiun.info/blog/2014/06/gol-kontroversial/
Apakah pantas supporter dilakukan seperti ini ? polisi
menyemprotkan water cannon ke arah penonton saya kira di pertandingan di ISLpun
SeRusuh apapun supporternya tidak akan menyemprotkan water cannon ke arah
supporter. *maaf ini setau saya .inilah bentuk overakting pihak kepolisian
kemarin
3. Mafia bola tampaknya sudah mengatur pertandingan ini
Kurangnya memberi perhatian terhadap pelanggaran dan offside
sehingga menimbulkan kericuhan di lapangan. tidak seperti biasanya laga laga
madiun putra supporter yang biasanya boleh masuk dengan membawa bendera dan
beberapa atribut lain di stadion *maklum panpel dari perseman dengan sengaja
mengintimidasi supporter lawan . sehingga ketahuan banget kalau pertandingan
ini sudah di atur sejak dini
4. Suporter Terpancing Emosi
Disahkannya gol kontroversial itu turut membakar emosi
penonton di tribun VIP. The Mad Mania yang berada di tribun sektor biru
juga langsung berteriak bahwa MPFC sedang dizalimi. Mereka meminta Perseman
diusir hingga tidak ber-home base di Stadion Wilis. Melihat gelagat yang
kurang baik, sejumlah aparat keamanan langsung masuk lapangan mengamankan
wasit.
Sementara itu, dari bench Perseman merespon balik
protes penonton di tribun VIP. Aksi saling lempar botol tak terhindarkan.
Sejumlah ofisial MPFC ikut menenangkan penonton. Dalam kondisi seperti itu,
mantan manajer MPFC Bonnie Laksmana bersama sejumlah ofisial MPFC berupaya
membantu mediasi. Mereka mencoba menenangkan pemain. Bonnie juga sempat beradu
argumen dengan Sekretaris Perseman Ishak Krey yang tampak emosional. ‘’Serahkan
semua ke wasit dan dua kapten, yang lain jangan ikut-ikut karena memperkeruh
suasana,’’ teriak
Bonnie. http://www.radarmadiun.info/blog/2014/06/gol-kontroversial/
Supporter juga manusia mereka punya rasa amarah kalau pengadil dilapangan berat sebelah ya mau bagaimana ? terus siapa yang jadi pengadil sebenarnya di lapangan ? sudah jelas 2 gol perseman offside apalagi gol ke 2 perseman ‘’Siapa tidak geleng-geleng, gol kedua itu sangat jelas offside. Bukannya kami ingin mencari-cari kesalahan,’’ ujar coach MPFC Wahyudi kepada Jawa Pos Radar
5. Kurangnya koordinasi antara KAPOLRES dan juga polisi yang jaga waktu pertandingan
Sementara itu, Kasubag Binops Polres Madiun Kota AKP Sudarno menegaskan tidak ada perintah penyemprotan water canon ke arah suporter. Dia menduga inisiatif petugas ketika melihat situasi. Sudarno mencermati sikap The Mad Mania biasa sopan dan kreatif. Dia menilai situasi ricuh lebih dipicu kepemimpinan wasit. ‘’Rekan-rekan mengetahui sendiri kondisinya. Kalau masalah dengan teman-teman media akan kami kroscek dulu, ,’’ ungkapnya
bagaimana tidak kurang koordinasi coba antara KAPOLRES dan juga polisi yang jaga waktu pertandingan sudah jelas dinyatakan "Kasubag Binops Polres Madiun Kota AKP Sudarno menegaskan tidak ada perintah penyemprotan water canon ke arah suporter. Dia menduga inisiatif petugas ketika melihat situasi" dengan peralatan dan situasi yang super canggih dari kepolisian masih kurang koordinasi ? kalah dengan peralatan seadanya milik supporter The Mad Mania yang bisa koordinasi. Contoh : Koordinasi bikin Koreografi dalam setiap pertandingan MPFC , apakah itu tidak di butuhkan koordinasi ? menyatukan beribu orang untuk membentuk sebuah koreografi lebih sulit dan menggunakan peralatan yang seadanya . sedangkan polisi yang jaga pertandingan hanya berjumlah ratusan orang dan peralatan yang canggih masih kurang koordinasi ? kebangetan !
6. Track Record Wasit yang buruk
-. Pengaturan Skor
m.jpnn.com/news.php?id=176630
-. Anulir Gol dengan alasan Offside
surabaya.tribunnews.com/2014/05/04/metro-fc-masih-umbar-peluang
-. Kurangnya memberi perhatian terhadap pelanggaran dan offside sehingga menimbulkan kericuhan di lapangan (mirip seperti laga Perseman vs MPFC)
m.jpnn.com/news.php?id=176630
-. Anulir Gol dengan alasan Offside
surabaya.tribunnews.com/2014/05/04/metro-fc-masih-umbar-peluang
-. Kurangnya memberi perhatian terhadap pelanggaran dan offside sehingga menimbulkan kericuhan di lapangan (mirip seperti laga Perseman vs MPFC)
Kesimpulan : apakah pantas wasit seperti itu masih memimpin jalannya laga di indonesia ? mau tidak mau memang keputusan wasit sangat kontroversial sekali. harus di akui. dan tanda tanda pengaturan skor sudah terlihat dari jalannya pertandingan itu sendiri dengan lebih menguntungkan pihak perseman , BERDASARKAN Fakta yang ada 99% penonton dan supporter menyatakan wasit berat sebelah .apakah PSSI masih buta ? wasit cuman 4 orang di setiap pertandingan. sedangkan suara berat sebelah 99% penonton dan supporter yang menonton adalah beribu ribu. apakah dari arogansi pihak kepolisian adalah tanda tanda Mafia bola sekarang sudah menggrogoti pihak kepolisian yang jaga setiap pertandingan. agar mau menghandel setiap protes supporter lawan ? hey pak polisi buka mata ini INDONESIA pak indonesia adalah negara DEMOKRASI setiap adalah MASALAH pasti ada PRO dan KONTRA. Tugas dari kepolisian adalah menjaga masyarakat , pengayom masyarakat dan pengadil masyarakat . Apakah supporter bukan bagian dari Masyarakat ? jika kepolisian berada dalam kondisi PRO masalah dan Supporter dalam kondisi KONTRA.Fikir dulu pak polisi dalam bertindak jangan bertindak seenaknya dalam bertindak . lalu siapa pengadil di antara keduanya ? oke TUHAN adalah pengadil di antara keduanya semoga Arogansi mereka dapat di balas nantinya. MAFIA BOLA sudah masuk di bumi madiun sudah jelas ini ada unsur mafia bola di dalamnya . apakah mereka tidak sadar dosa apa yang mereka perbuat ? semoga neraka jahanam adalah tempat terpantas bagi mafia bola
sekian yang bisa saya sampaikan jika mengandung unsur PRO dan KONTRA saya mohon maaf yang sebesar besarnya. karena ini menurut kacamata dan pendapat saya pribadi . Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar